Penyebab, Ciri, dan Penanganan Kusta
Fri January 10th, 2014
18406
Penyakit
kusta (lepra) masih merupakan salah satu masalah kesehatan yang cukup
besar di Indonesia, dimana terdapat 10 propinsi dengan angka penyakit
kusta lebih dari 1/10.000 penduduk. Penyakit yang seharusnya tidak lagi
jadi masalah ini, terus berjalan karena kurang pemahaman dari masyarakat
sekitar. Karena itu, kita akan membahas apa itu kusta.
Pengertian Kusta
Kusta
adalah penyakit infeksi menahun yang disebabkan kuman kusta yang
menyerang kulit dan saraf tepi, yang disebut dengan mycobacterium
leprae. Dalam tubuh manusia, kuman dapat ditemukan di kulit, kelenjar
keringat, folikel rambut, dan air susu ibu. Meskipun kuman secara umum
juga terdapat di dalam urin, tapi jarang ditemukan. Setelah kuman masuk
ke dalam tubuh, maka perkembangbiakannya tergantung pada kerentanan
seseorang. Jika tidak rentan, maka dia tidak akan sakit.
Ciri-Ciri Penderita Kusta
Kulit mempunyai bercak putih atau kemerahan dengan mati rasa
Penebalan pada saraf tepi disertai kelainan fungsi (perasaan tebal pada kulit)
Lemahnya otot tangan, kaki, dan mata
Jika
saraf sudah terkena, penderita mengeluh kesemutan atau baal pada bagian
tertentu ataupun kesukaran menggerakkan anggota badan yang berlanjut
dengan kekakuan sendi.
Rambut alis pun dapat rontok
Jika diperiksa kulitnya terdapat BTA (+) maka orang itu dipastikan menderita kusta
Pengobatan Kusta
Dilakukan
dengan pengobatan kombinasi atau Multi Drug Treatment (MDT) untuk
mencegah timbulnya kekebalan kuman terhadap obat. Obat antikusta yang
paling banyak dipakai saat ini adalah DDS (diamino difenil sulfon),
klofasimin, dan rifampisin.
Efek
samping yang mungkin terjadi dalam penggunaan obat yaitu urin, tinja,
dan keringat menjadi warna merah akibat penggunaan rifampisin atau kulit
menjadi hitam akibat penggunaan klofazimin. Teruskan saja karena efek
samping ini tidak menetap dan akan kembali normal setelah pengobatan.
Efek samping lain adalah gatal, merah pada kulit, berat kulit kepala dan
seluruh tubuh bisa terkelupas, umumnya akibat penggunaan DDS.
Penderita
kusta yang terlambat didiagnosis beresiko menderita kerusakan saraf dan
kecacatan. Kerusakan saraf tepi ini dapat mengenai kaki, tangan, dan
mata. Penderita mengalami nyeri disertai hilangnya indra peraba dan
kelemahan otot. Lebih berat lagi penderita kesulitan menggunakan
jari-jari tangan untuk bekerja, bahkan dapat terjadi pemendekan
jari-jari.
Untuk itu diperlukan perhatian lebih jika melihat seseorang dengan luka borok atau kulit warna putih di tubuhnya. Cegah kusta sedini mungkin sehingga tubuh sehat sempurna tanpa kekurangan suatu apapun.
SUMBER : http://www.jawaban.com/read/article/id/2014/01/10%2011:00:00/67/140109112155/Penyebab,-Ciri,-dan-Penanganan-Kusta
NAMA : DANI SETTIAWAN PUTRA
NIM : 172141026
PROGRAM STUDI : KESEHATAN MASYARAKAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar